Menunggu

by - Kamis, Juli 25, 2013

Menunggu nya di sebuah gang kecil.
Hingga kakiku berdiri disana sudah 30 menit yang lalu.
Memanggil nomor yang di tuju dari sebuah ponsel yang aku genggam.
Tapi disebrang sana tidak ada yg menjawab.

Matahari sudah mulai terbenam.
Di tempat aku berdiri.
Tidak ada angkutan umum yang lalu lalang.
Ojek pun juga tidak ada.



Di tempat aku berdiri.
Lama kelamaan aku mulai risih dengan pria-pria yang memanggil terus-terusan dan menyuruh ku duduk disana.
Mungkin karena aku berdiri disana sudah terlalu lama.
Niat mereka memang baik, memberikan aku tempat duduk yg dari tadi hanya berdiri.
Tapi memang aku itu tipikal perempuan yang penakut.
Jadi aku memutuskan jalan mencari masjid karena sebentar lagi adzan maghrib berkumandang.


  
Menunggu nya di sebuah halte.
Membeli minuman bubble serta kentang dan cimol.
Aku menghabiskan mereka dengan waktu yang di lama-lama kan.
Tapi ketika mereka habis, aku mulai bosen duduk disitu.

Kedua jari jempol ku menari di atas sebuah ponsel berlayar sentuh.
Dia menyuruh ku untuk menunggu nya di warnet, tapi aku bosan.
Seharian di kantor, full service, internetan 8 jam dan gratis tis tis. hehe

Mau nunggu dimana?
Aku mau nunggu di masjid aja.
Masjid mana?
Mana aja, yang penting masjid.

Dia mengantarku ke masjid,
Lalu kembali lagi dengan urusan nya.
Hingga ashar datang, aku masih disana.
Membaca Al-quran.

Tiba-tiba, dia datang.
Bukan, bukan untuk menjemput ku.
Tapi ngambil ponsel ku yang lowbet.
dan berkata "sebentar lagi kok".
  
Menunggu nya di bawah rintikan hujan.
Tanpa beralas kaki.
Hingga kaki saya penuh dengan lumpur.
Menahan rasa lapar yg luar biasa.

Aku pun bukan tipikal perempuan.
Yang akan menunggunya di rumah makan.
Lalu makan sendirian.
Aku lebih suka menunggu nya di bawah rintikan hujan..

Saat sosok yg aku tunggu itu datang.
Wajah ku masih terlihat sama tersenyum bahagia dan berseri.
Kamu datang dan selalu berkata 'MAAF'.
Mengusap wajah ku yg basah dengan tetesan air hujan.


  

Hey? sebelum kamu meminta maaf pada ku.
Aku sudah memaafkan mu.

Aku menunggu, tanpa rasa kesal.
Aku menunggu, tanpa mengikuti rasa ego ku.

Aku menunggu, karena kamu layak untuk di tunggu.
Aku menunggu, karena mengerti apa yang sedang kau lakukan.




‘’Aku lebih suka menunggu dengan sebuah kepastian.
Kepastian kamu akan selalu datang dan membawa berjuta kebahagian di hari itu.‘’
note : walapun sebenernya menunggu itu adalah hal yang sangat membosan kan dan saya bukan gadis munafik. yg selama menunggu itu happy" aja. tapi, entah lah. setiap kali kita sudah bertatap muka. lenyap sudah semua kekesalan ku.



Created : E. Lestari
Thank's For Reading
Miss You
Love You

*maaf kalo kalimat nya masih sangat berantakan :'<


  
Thanks For Reading
^.~


Miss You

You May Also Like

0 comments